Personal Blog
Enter Site

Tentang Saya!

External links - Jquery Seseorang yang mudah Berinteraksi kepada Masyarakat sekaligus menjadi Bapak yang memiliki tiga orang anak, yang hobi membaca, menulis walau hanya corat coret, minat pada banyak hal: IT, Web Design, Interior dan Eksterior Design, Drawing, Sastra Sampai Kuliner.

Ngeblog adalah salah satu hobi untuk menghilangkan stresPhotography juga termasuk dalam hobi saya Album foto saya

Istri Ku!

External links - Jquery Seorang Istri yang hobi mengurus rumah tangga dan ketiga anakku, istri memiliki karakter lembut dan hobi beres-beres (bebenah),main game......huh...repot....hobi yang terakhir itu sering kali membuat aku KESALLLLLLL!

Memasak adalah salah satu hobi yang tak bisa ditinggalkan sehingga saya dan anak-anak ketagihan akan masakan nya :)

Anak Pertama Ku!

External links - Jquery Cinta panggilannya, anak pintar yang hobi makan, baca buku, renang,dengerin music dan cabutin jenggot ayahnya…..hehehehehehe…… anak pertamaku ini memiliki cita-cita menjadi Dokter Spesialis....amin....mudah-mudahan terkabulkan ya nak Kebersihan adalah yang utama buat kenyamanan menurutnya:)

anak Keduaku !

Thumbnail image that says sleek button using photoshop that links to a Photoshop tutoril. Bokin adalah panggilan sehari-harinya, yang memiliki terlalu banyak hobi, salah satunya membaca, olah raga, main game itu pasti…..jahil kepada kaka dan adiknya adalah salah satu hobi favorit yang tidak bisa ditinggalkan.

hehehehehe....kebiasaan jahil yang menyebalkan.

setiap hari libur keinginannya selalu bangun siang ! Cita-cita yang nya ingin menjadi PILOT:)

Anak Bungsuku !

Thumbnail image that says sleek button using photoshop that links to a Photoshop tutoril. Kasih adalah panggilan sehari-harinya, anak pintar yang memiliki hobi memegang andeng2 ibunya, membaca, bernyanyi, menggambar itu pasti…..kalau untuk urusan JAHIL bungsuku tak ketinggalan dari kaka laki-lakinya..hehehehehehehehe...kadang bikin kesel, kadang bikin gemes. Rangking disekolah adalah nomor satu buatnya.

Prestasi sekolah sangat-sangat cukup membanggakan, jempol banget deh...I LOVE U.

Susu dan bubur bayi hal yang sangat sulit dipisahkan ! cita-cita nya ingin menjadi Dokter:)

Kamis, 03 September 2009

Penantian


14.33 |

Bagi seorang gadis, ada masa penantian yang acapkali menimbulkan suasana rawan, menanti jodoh. Padahal jodoh, maut dan rezeki adalah wewenang Allah semata. Tak ada sedikitpun hak manusia untuk mengklaim wewenang tersebut. Tapi, watak manusia terkadang lupa dengan janji Allah. Apalagi bila lingkungan sekitarnya terus menerus memburu'nya untuk menikah, sementara jodoh yang dinantikan tak kunjung tiba. Dalam keadaan demikian, kerap muncul bermacam efek yang dapat membahayakan dirinya.

Seorang wanita akan dianggap dewasa bila ia telah mengalami menstruasi. Islam mencatat masa ini sebagai masa awal mukallafnya seorang wanita. Yang perlu diketahui, wanita sekarang menjadi akil baligh jauh lebih cepat dibanding masa dahulu. Dua puluh tahun yang lampau, wanita paling cepat mengalami menstruasi pada usia 15 tahun. Namun pada masa ini, tak jarang wanita mulai mens pada usia 11 tahun. Akibatnya, kedewasaan wanita terhadap masalah-masalah perkawinan akan meningkat secara cepat.

Keresahan mulai melanda tatkala usia sudah merangkak naik, tapi calon suami tak kunjung datang. Tanpa disadari, ada perilaku-perilaku yang mestinya tak layak dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap sebagai teladan dilingkungannya. Ada muslimah-muslimah yang menjadi sangat sensitif terhadap acara-acara walimah ataupun wacana-wacana seputar jodoh dan pernikahan. Ada juga yang bersikap seolah tak ingin segera menikah dengan berbagai alasan seperti karir, studi maupun ingin terlebih dulu membahagiakan orang tua. Padahal, hal itu cuma sebagai pelampiasan perasaan lelah menanti jodoh.

Sebaliknya, ada juga muslimah yang cenderung bersikap over acting. Terlebih bila sedang menghadiri acara-acara yang juga dihadiri lawan jenisnya. Ia akan melakukan berbagai hal agar "terlihat", berkomentar hal-hal yang nggak perlu yang gunanya cuma untuk menarik perhatian, atau aktif berselidik jika mendengar ada laki-laki (ikhwan) yang siap menikah. Seperti halnya wanita dimata laki-laki, kajian dengan tema "ikhwan" pun menjadi satu wacana favorit yang tak kunjung usai dibicarakan dalam komunitas muslimah.

Data yang terlihat dibeberapa biro jodoh juga menambah daftar panjang fenomena yang menggambarkan betapa kaum Hawwa sangat dihantui masalah-masalah rawan yang membuat kita berpikir panjang dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Tentang hal diatas, Al qur'an dengan apik mengisahkan ketidakberdayaan seorang wanita menghadapi masa penantian. "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali ..." (QS. An Nahl:92).

Pernikahan memang bukan fardhu. Tidak ada dosa atas seseorang yang tidak menikah selama ia memang tidak menentang sunnah Rasul ini. Jadi, sekarang atau nanti kita menikah, bukanlah problem utama. Yang terpenting adalah bagaimana mengisi masa-masa penantian ini dengan hal-hal yang positif ataupun aktifitas yang berkenaan dengan persiapan pra nikah.

Persiapan berawal dari hati. Kebersihan hati akan membuat seseorang tenang dalam melangkah. Istilah "perawan tua" tidak akan menggetarkan perjalanannya dan membuat dia berpaling dari jalan dakwah. Kalaupun tak berjodoh di dunia, bukankah Allah akan menggantikannya di akhirat kelak sesuai dengan tingkatan amalnya?

Kebersihan hati juga akan sangat menentukan sikap qona'ah (ikhlas menerima dan merasa cukup) terhadap pemberian Allah. Sehingga ia dengan senang hati menerima, jika sekiranya Allah memberinya jodoh seseorang yang secara fisik (selain agama) tidak sesuai harapannya, agar tidak kaget melihat standar kebahagiaan yang diluar bayangannya.

Orang tua dan keluarga juga perlu dikondisikan, agar mereka tidak menyalahkan Islam. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa jilbab adalah yang selama ini menjadi penghalang anaknya tidak mendapatkan pasangan.

Selain itu, bersabar dan berdo'a nampaknya merupakan kunci mutlak untuk menstabilkan moral (akhlaq). Dengan kesabaran, ada pintu-pintu yang terbuka yang barangkali tak terlihat ketika kita sedang sempit dada. Dengan do'a, ada jalinan mesra dengan Sang Pemilik. Mungkin tidak saat itu juga do'a-do'a kita akan segera dikabulkan, tetapi bukankah do'a adalah ibadah? Jadi, semakin banyak do'a terucap, semakin banyak pula ibadah dilakukan.

Buat para muslimah yang baru saja menikmati keindahan meneguk bahtera rumah tangga, tampaknya ada sikap yang harus dilakukan untuk menjaga perasaan muslimah yang belum menikah. Istri-istri baru itu, biasanya senang "mengompori". Sebenarnya sikap ini sah-sah saja, agar tampak bukti bahwa menikah tanpa pacaran, menikah dalam rangka dakwah adalah "pengorbanan" yang menyejukkan. Tapi jika hanya sekedar memanasi tanpa solusi, sebaiknya sikap seperti itu ditahan. Apalagi jika si muslimah
itu tidak siap dengan cerita-cerita seputar nikah itu, bisa jadi akan memedihkan perasaannya.

Namun demikian, lain halnya dengan muslimah-muslimah yang 'bandel', yang dengan berbagai alasan kerap menolak untuk menikah meski seharusnya sudah siap. Baik tuntutan dakwah maupun tuntutan lainnya.

Menikah adalah ibadah. Tapi, ia bukan satu-satunya ibadah. Masih banyak alternatif ibadah yang bisa dilakukan. Alangkah naifnya bila kita malah banyak membuang waktu untuk memikirkan masalah pernikahan yang tak kunjung juga teralami. Masih banyak pekerjaan dan hal lain yang membutuhkan penyaluran potensi kita. Mumpung masih gadis, optimalkanlah potensi diri. Karena kelak, jika kesibukan menjadi istri dan ibu menghampiri kita, waktu untuk menuntut ilmu, menghapal ayat Qur'an dan hadits, bahkan untuk bertemu Allah di sepertiga malam, tentu saja akan berkurang. Nah, kenapa tidak kita optimalkan sejak sekarang?

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar" (QS 3:142)



Artikel Terkait :


2 comments:

MONOKROM mengatakan...

Sampai saat ini, para orangtua masih khawatir kalau anak gadisnya yang sudah menginjak umur sekian tidak segera menikah. Perempuan memang rawan, begitulah anggapan mereka saat ini. Padahal belum nya Allah memberikan jodoh untuk si gadis, haruslah disyukuri, karena yang Maha Kuasa tahu apa yang terbaik bagi hambanya. Bersyukur karena masih bisa terus berkembang dan mengoptimalkan potensi diri sebelum menikah, yang pada akhirnyatidak akan bisa dilakukan secara maksimal ketika sudah berkeluarga. Bagi yang belum menikah jangan berkecil hati, karena Sang Khalik punya rencana sendiri atas diri kita nanti. SEMANGAT...

budi mengatakan...

Makasih commentnya...TETAP SEMANGAT!

Posting Komentar

terima kasih buat komentarnya :)